18 Januari 2011

Lebarkan Jalan Cileungsi-Jonggol

Cileungsi - Akses jalan Cileungsi menuju Jonggol tepatnya di ujung Fly over Cileungsi harus segera dilebarkan. Pasalnya, titik jalan yang menjadi pertemuan kendaraan dari arah Cibubur dan Limusnunggal tersebut merupakan salahsatu sumber kemacetan yang terjadi di kawasan Cileungsi.
Ridwan (28) warga Cileungsi mengatakan, setiap hari selalu terjadi kemacetan di ruas jalan Cileungsi yang mengarah ke Jonggol. Kemacetan terjadi akibat bertemunya kendaraan dari atas fly over dari arah Cibubur dan kendaraan dari bawah Fly over dari arah Limusnunggal.
“Bertemunya kendaraan dari dua arah itu mengakibatkan kemacetan cukup panjang. Apalagi kalau akhir pekan, kemacetan sampai ke atas fly over,” ungkap Ridwan kepada Jurnal Bogor, Minggu (16/1).
Menurut Ridwan, selain titik bertemunya kendaraan dari dua arah, kemacetan juga disebabkan menyempitnya ruas jalan. Setelah fly over, kata dia, ruas jalan menuju Jonggol hanya cukup dilewati satu kendaraan dalam satu jalur. “Kalau dari fly over satu jalur bisa dua kendaraan, setelah sampai di bawah jalurnya cuma untuk satu kendaraan jadi kendaraan rebutan jalur. Ditambah yang dari arah Limusnunggal yang ingin ke arah Jonggol. Jadi kendaraan rebutan masuk jalur. Wajarlah kalau macet,” tandasnya.
Ridwan mengatakan, kemacetan juga diperparah dengan adanya kendaraan yang ingin berbalik arah. Kondisi itu, menurut dia, membuat situasi lalulintas semakin tidak teratur. “Kendaraan yang muter arah itu juga bikin macet. Apalagi kalau yang balik arah kontainer atau truk bermuatan berat,” ungkap Ridwan sambil menunjukan lokasi arah berputarnya kendaraan.
Padahal, ungkap Ridwan, di lokasi tersebut sudah dipasang rambu dilarang berbalik arah. Namun, keberadaan rambu tersebut tidak dihiraukan oleh pengguna jalan. “Rambunya ada tetapi ya gitu ga diperhatikan. Apalagi di putaran ada tukang parkir yang nyari duit dari parkiran,” tukasnya.
Dia menambahkan, selama ini ia tidak pernah melihat petugas dari Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) turun ke lokasi untuk menertibkan dan mengatur kendaraan. Padahal, kata dia, kehadiran petugas tentunya dapat mengurangi tingkat kemacetan. Paling tidak, kendaraan yang berbalik arah tidak akan berani memutar kendaraan di jalur tersebut. “ Selama ini saya sih ga pernah liat ada petugas yang mengatur arus lalulintas di sini. Kalau di Pasar Cileungsi memang ada, tapi kalau disini saya ga pernah lihat,” pungkasnya.

=Taofik Hidayat

Sumber : Jurnal Bogor

2 komentar:

Kalaupun dilakukan pelebaran harus dilakukan dengan standar yang baik dan disertai pembangunan gorong-gorong/drainase disepanjang jalan tersebut. Dan yang wajib dilakukan pemkab adalah melarang pertambangan pasir. Sejak 2 tahun belakangan jalan tersebut hancur karena lalu-lalang truk pasir dan penimbunan pasir di pinggir jalan sehingga air rembesan pasir menggerus jalan aspal yang ada.

..pelebaran jalan cileungsi-jonggol..?..jalan sempit hancur dihajar truk2..banyak korban..kamana wae eta pemkab?..MODOL WAE SIA..!

Posting Komentar