12 Januari 2011

Berfikir Menjadi Sang Juara

Judul buku : Think Like a Champian!

Penulis : Donald Trump
Penerbit : Daras Books, Jakarta
Cetakan : 1, Juni 2010
Tebal : 211 halaman

Albert Einstean, sang ilmuan dunia, pernah mengungkapkan bahwa imajinasi merupakan cita-cita masa depan. Dengan olah imajinasi, lanjut Eisntean, manusia akan menemukan kejutan hidup yang tak terpikirkan senbelumnya. Imajinasi mendorong tumbuhnya gagasan inovatif yang membikin hidup manusia mengalami lonjakan prestasi yang mengagumkan. Imajinasi menentukan pilihan terbaik yang didamba seseorang. Dan pilihan terbaik itu, menurut Aristoteles, adalah mencapai hal tertinggi yang mungkin dicapainya. Pilihan terbaik akan menentukan gerak langkah terbaik yang mengarahkan manusia menuju jalan sebagai sang juara.

Mentalitas sang juara selalu berjalan dalam garis terbaik yang diimpikannya. Mimpi-mimpi besar sang juara selalu mengilhami lahirkan kekuatan besar yang mendobrak kebuntuan di tengah perjalanan. Mentalitas mendobrak inilah yang disuntukkan Donald Trump dalam bukunya yang menggugah “Think Like a Champian.” Mentalitas sang juara selalu dimulai pikirannya. Pikiran yang juara akan menghadirkan capaian juara. Pikiran sang juara selalu teracuni berbuat besar dengan prediksi yang matang. Gerak sang juara tak kenal lelah untuk menerobos beragam kemungkinan yang menghadang. Apapun di depannya akan “dikalahkan” dengan semangat membara membela sebuah impian.

Donald Trump membuktikan dirinya sendiri dengan sukses sebagai manager perusahaan besar dengan kekayaan triliunan. Kekuatan pikirannya sebagai sang juara terus menancap dalam menggapai cita-citanya. Halangan yang menghadang terus ia kalahkan dengan modal semangat membara yang tak pernah padam dalam kekuatan dirinya. Tak salah kalau Donald Trump dikenal sebagai negoisator ulung, karena mentalitas juaranya tak pernah canggung melakukan negosiasi dengan berbagai kalangan lintas negara. Apapun di depannya ia terjang untuk meraih kesuksesan yang dia idamkan.

Sebagaimana yang diungkapkan Einstean, Trump juga sangat percaya dengan dahsyatnya imajinasi dalam jalan kesuksesannya. Bahkan Trump mampu menjadikan imajinasi sebagai daya ledak kekuatan finansial yang dikelolanya, melampaui catatan finansional konvensional dalam trandisi ilmu ekonomi. Inovasi-inovasi yang diraihnya tak lain karena daya magis imajinasi yang dipegangnya selalu dalam menggerakkan dunia bisnisnya. Imajinasi membuatnya bertahan lama melakukan proses kehidupan yang ia jalani. Bertahan lama untuk menggerakkan roda pikiran dan perusahaan, tanpa mengenal lelah, dan terus dilakukan dengan gairah yang tinggi yang membara.

Dan yang sangat dipegang Trump adalah bekerja keras tanpa mengenal lelah. Sang juara tak pernah merasa puas dengan capaian yang telah diraihnya. Selalu dikerahkan semua tenaga untuk bekerja keras sebaik mungkin. Kerja keras yang tidak terpaku dengan hasil, melainkan berpaku dengan prinsip dan proses. Bekerja keras yang teguh dengan prinsip dan setia dengan proses. Prinsip selalu dipegang untuk dijalankan sebagai pegangan melangkah. Setia dengan proses berarti menjadikan proses sebagai kenikmatan menempatkan prinsip dalam gerak langkah yang diusahakan. Mental kerja keras, bagi Trump, adalah kekayaan yang paling berharga yang dimiliki seseorang. Bukan harta, perusahaan, dan emas yang ia pegangi, tetapi kerja keras disertai keteguhan prinsip dan proses. Mentalitas juara selalu datang dengan kerja keras.

Trump dalam buku ini sangat mengagumi sosok Barack Obama yang teguh menempa dirinya untuk menjadi sang juara di Negeri Paman Sam. Walaupun Obama berkulit hitam, tetapi mentalitas juara melekat dalam dirinya, sehingga menang dalam Pemilu Presiden AS, 2008. Dan bagi Trump, Obama telah menandai babak baru dunia global di tengah kompetisi yang makin ketat ini. Sang juara yang lahir di Afrika itu juga membangun tradisi baru sejarah politik dan sejarah ekonomi AS. Trump kagum, karena Obama mampu menjalani perkataan dengan tindakan yang spektakuler. Kini, Obama yang ngantor di gedung putih ini, lanjut Trump, menjadi ikon dunia yang menampilkan diri secara elegan dalam meraih prestasi sebagai sang juara. Mentalitas sang juara yang dicontohkan Barack Obama layak menjadi refleksi manusia modern abad ke-21 saat dalam melangkah di masa depan. Konsistensi dalam memegang keteguhan mental menjadi landasan paling mendasar untuk meraih prediket sang juara.

Dan setiap manusia, bagi Trump, harus terus memperjuangkan diri sebagai sang juara, karena manusia dilahirkan untuk sukses, bukan untuk gagal.

*Peneliti Center for Developing Islamic Education (CDIE) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sumber: Kompas

0 komentar:

Posting Komentar