19 Januari 2011

Berburu Tanah di Jonggol

Daya tarik kawasan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kini mulai dilirik sejumlah investor, pengusaha, maupun orang-perorangan dengan beramai-ramai memburu tanah di kawasan tersebut. Dalam tempo singkat, harga tanah pun melonjak drastis.

KAWASAN Jonggol yang dulu sering diistilahkan orang sebagai tempat jin buang anak, untuk melukiskan betapa ter-kebelakangnya wilayah tersebut, kini berubah drastis. Jonggol mulai menjadi daya tarik dan dilirik banyak orang untuk berinvestasi dengan membeli tanah, sejak isu adanya pemindahan pusat pemerintahan RI ke wilayah tersebut bcrembus kencang akhir-akhir ini. Yang perlu dicatat, potensi Jonggol akan menjadi sangat luar biasa jika rencana pembangunan ruas jalan Poros Jonggol selesai di bangun.

Pencanangan pembangunan jalan Poros Jonggol, akan dilakukan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bertepatan dengan peringatan Hari Kesetiakawanan Nasional pada 20 Desember mendatang.

Informasi yang diperoleh, sejumlah perusahaan, pengusaha, maupun orang perorangan mulai mengutus kala tangannya untuk berburu tanah yang lokasinya berdekatan dengan rencana pengembangan kawasan Jonggol. Orang-orang itu mendatangi warga pemilik tanah maupun biong (calo tanah). Hanya saja, informasi tentang pengembangan kawasan Jonggol rupanya suda-didengar warga dan mereka pun menetapkan harga tanah cukup tinggi.

Hal ini diakui, Aos (44), biong tanah, warga Singosari, Kecamatanjonggol. Belakangan ini, kata dia, banyak orang yang datang mencari tahu harga tanah dan melakukan survey.

Pria ini mengatakan, saat ini harga tanah di Jonggol sudah naik. Lokasi yang berada di pinggir jalan misalnya, sekitar Rp 350.000 hingga Rp 400.000 meter. Kalau yang lokasinya gak masuk, lebih murah, dan bisa dapat Rp 25.000 per meter. "Investor yang datang memang belum ada yang transaksi, karena mereka baru survey," ungkapnya.

Banyak investor yang datang, diakui Camat Jonggol, Asep Aer Sukmaji.

Hanya saja, kata dia, para investor itu memburu tanah langsung ke pemilik atau lewat biong, bukan melalui kantor desa atau kecamatan. "Kami sudah dengar dan mendapat laporan dari kades, investor itu berdatangan baru sekedar menanyakan harga tanah dan survey," katanya.

Selain itu, ujarnya, pemilik tanah yang ting-gal di luar Jonggol, belakangan ini mulai sering datang meninjau tanahnya. "Padahal selama ini, tanah mereka jarang ditengok," katanya.

Poros jonggol

Sementara itu, rencana pembangunan jalan poros tengah timur atau jalan poros Jonggol yang digagas Pemerintah Kabupaten Bogor, akan menghubungkan kawasan Jonggol dan sekitarnya dengan kawasan Bumi Serpong Damai, Kota Tangerang Selatan.

Bupati Bogor, Rachmat Yasin di Cibinong, Jawa Barat, beberapa waktu lalu mengatakan, pembangunan jalan poros Jonggol diharapkan dapat menyatukan tata ruang pembangunan regional Bogor dengan wilayah-wilayah di sekitarnya, termasuk dengan Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Pembangunan jalan poros Jonggol diharapkan akan menghubungkan kawasan Jonggol, kawasan Sentul City dengan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan. "Jalan poros Jonggol akan menjadikan kawasan sekitar Jonggol tidak hanya terhubung secara langsung dengan Jakarta, Bekasi maupun Cianjur, namun juga dengan Tangerang," ujarnya.

Dalam peta rencana pembangunan jalan poros Jonggol yang dilansir Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor 2010 digambarkan, jalan poros Jonggol akan terhubung secara langsung dengan kawasan BSD. dn

Sumber: Bataviase

0 komentar:

Posting Komentar