BOGOR - Rusuh di Jonggol akibat PLN sering mematikan listrik tak berlanjut. Itu setelah Muspika setempat langsung menggelar pertemuan dengan jajaran UPJ PLN Jonggol, kemarin. PLN juga meminta maaf atas seringnya pemadaman listrik di kecamatan ini dan langsung menambah daya. Dua kendaraan pengangkut genset milik PT Telkom yang turut menjadi sasaran amuk massa masih terparkir di Polsek Jonggol.
Pertemuan tersebut dipimpin langsung Camat Jonggol Zainadi. Hadir Kasi Trantib Jonggol Dian Pasca Kerusuhan, PLN Tambah Daya di Jonggol
Muldiansyah, Kanit Reskrim Polsek Jonggol Iptu Wagiman, Danramil Herry B dan Kepala UPJ PLn Jonggol Mujianto. Dalam pertemuan itu, pihak PLN menyatakan seringnya pemadaman di Jonggol sehingga menyulut emosi warga bukan karena kesengajaan.
“Pemakaian daya melebihi kuota yang ada menjadi alasan utama UPJ. Untuk Jonggol, UPJ hanya mendapatkan kuota 180 Ampere. Sedangkan beberapa pekan ini pemakaian daya di Kecamatan Jonggol mencapai 88 Ampere. Tapi sekarang (pasca kerusuhan, red) PLN menambah daya sampai 200 Ampere untuk menerangi Kecamatan Jonggol,” jelas Mujianto.
Sementara Camat Jonggol Zainandi menyarankan PLN menyosialisasikannya secara efektif, sehingga masyarakat mengerti jika kembali ada pemadaman. ”Kejadian kemarin merupakan kejadian spontanitas. Mungkin itu puncak kekesalan warga,” katanya.
Demonstrasi pada Minggu malam ternyata dilakukan warga tiga desa. Mereka berduyun-duyun mendatangi UPJ PLN Jonggol karena kesal listrik di wilayahnya sering padam saat buka puasa dan sahur. Massa juga ternyata sempat melempari Kantor UPJ PLN dengan batu.
Namun usai demo menuju rumah, massa melihat ada dua kendaraan pembawa genset yang mereka kira milik PLN. Dua mobil yang terdiri dari Toyota Kijang dan Daihatsu Zebra menjadi sasaran amuk massa. Mereka menghancurkan semua kaca dan menggebuki tubuh kendaraan hingga penyok. Sopirnya pun sempat diamuk. Padahal, dua kendaraan pengangkut genset itu milik mitra PT Telkom (bukan satu milik PLN seperti diberitakan kemarin) yang sedianya menuju Bogor.
Dua mobil tersebut hingga kemarin siang masih terparkir di Polsek Jonggol. Tampak sekali semua kaca depan mobil tersebut hancur dan sebagian tubuh kendaraannya penyok. Namun, dua genset yang sangat bernilai itu masih utuh.
Emosi warga memuncak karena sebelumnya mereka sempat mendapatkan kabar dari PLN kalau selama Ramadan listrik tidak akan padam. Namun sejak awal puasa, warga terganggu karena listrik sering padam, terutama saat buka puasa dan waktu sahur.
Di tempat terpisah, Humas PLN APJ Bogor Boyke Adam menjelaskan, secara prinsip PLN tidak bisa menjamin dan memprediksi bahwa listrik tidak akan mati.
Pengertian menjamin adalah menunda perbaikan, pekerjaan atau perencanaan pemadaman untuk dialihkan setelah Ramadan. Itu agar tidak mengganggu aktivitas kaum muslimin yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Sedangkan pemadaman yang tidak terencana dan sulit diantisipasi bisa saja terjadi karena banyak faktor.
Bukan saja gangguan alam, tapi juga hujan lebat atau pepohonan yang merintangi jaringan.
”Kalau karena kerusakan teknis kemudian menyebabkan pemadaman itu sulit diprediksi dan PLN tidak bisa menjamin itu,” kata Boyke Adam di Kantor APJ PLN, kemarin.
Boy – sapaan akrabnya- membeberkan, padamnya listrik di UPJ Jonggol disebabkan kerusakan teknis, yakni meledaknya kabel utama yang berada di lokasi antara Mekarsari sampai Jonggol. Karena tidak bisa langsung diidentifikasi dimana letak gangguan tersebut maka tim teknis harus menyusuri dan mendeteksi gangguan.
“Titik gangguan baru diketahui di sekitar pom bensin dekat Perumahan Bukit Putera tepatnya di SD Cipeucang 2 Kelurahan Cipeucang,” ujarnya.
Setelah diketahui, kata Boy, tim teknis langsung menggali sepanjang tujuh meter dengan kedalaman 1 meter. Proses perbaikan baru tuntas sekitar pukul 18:00 WIB. Namun, karena pemulihan aliran listrik tidak bisa langsung dilakukan maka dibutuhkan waktu selama 30 menit. “Jadi, aliran listrik padam total di wilayah itu,” jelasnya.
Setelah dinyalakan kembali, tambah Boyke, aliran listrik tiba-tiba padam dan dilakukan pengecekan. Hasilnya, diketahui telah terjadi overload beban sebagai akibat adanya pemakaian penuh.
”Mengantisipasi hal itu, PLN melakukan setting relay (menaikkan daya kapasitas), penarikan kabel baru untuk pasokan ke wilayah Jonggol dan sekitarnya serta perencanaan Pembangunan Gardu Induk Baru,” sambungnya.
Atas kejadian tersebut, lanjut Boy, PLN menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut dan mengimbau masyarakat sama-sama menjaga aset PLN karena merupakan aset negara.
“Pemadaman listrik bisa teratasi dengan partisipasi pelanggan. Tanpa adanya kerjasama pelanggan, PLN tidak bisa berbuat banyak,” pungkasnya. (gar/dra)
Sumber : Radar Bogor
2 komentar:
pekerja pln jonggol tidak propesional.
2022 masih sering mati . butuh demo lagi kayaknya .
Posting Komentar