Curug Country - Tanjungsari

Objek wisata yang masih alami, anda akan disuguhkan suasana alam yang asri dan sejuk. Curug Country adalah air terjun yang sangat indah, air bening dan menyejukan mata.

Penangkaran Rusa

Tempat penangkaran Rusa di Cariu ini tidak banyak diketahui orang. Sepi dan jauh dari keramaian. Padahal, lokasi ini sudah ada sejak tahun 1993 dengan nama Wahana Wisata Penangkaran Rusa (WWPR) milik Dinas Perhutani Bogor.

Tradisi Meriam Karbit

Tradisi Meriam karbit mungkin sudah jarang kita jumpai. Tapi di Jonggol masih ada, biasanya diadakan setahun sekali. Acara biasanya dilaksanakan beberapa hari setelah Idul Fitri.

Peta Jonggol

Jonggol adalah sebuah Kecamatan di Timur Kabupaten Bogor, wilayah Jonggol yang luas dengan kontur perbukitan menjadikan Jonggol daerah yang strategis.

Situs Batu Tapak Pasir Awi

Prasasti Pasir Awi (Batu Tapak) atau Prasasti Ciampea adalah salah satu prasasti peninggalan kerajaan Tarumanagara. Prasasti Pasir Awi terletak di lereng selatan bukit Pasir Awi (± 559m dpl) di kawasan hutan perbukitan Cipamingkis Desa Pabuaran Kecamatan Sukamakmur.

19 April 2012

Minerva Perluas Pabrik Jonggol

Jakarta - Pasar motor Indonesia yang makin moncer membuat Minerva senang. Untuk itu, Minerva pun siap memperluas pabrik motor mereka yang berada di Jonggol, Jawa Barat.

Presiden Direktur PT Minerva Motor Indonesia (MMI) Kristianto Goenadi mengatakan bahwa saat ini mereka memiliki lahan seluas 4,65 hektar di Jonggol, Jawa Barat.

"Dari lahan seluas itu, pabrik kami baru menempati 1,2 hektar. Jadi kami berencana untuk membangun pabrik di sisa lahan yang kami punya," jelasnya di Segarra Cafe, Ancol, Jakarta (17/4/2012).

"Pabrik baru tersebut akan kami bangun bertahap, mulai tahun ini. Semoga tahun depan sudah bisa beroperasi," tambah Kristianto.

Dengan perluasan pabrik tersebut dipastikan kapasitas pabrik Minerva mendatang akan berada di atas 8.000 unit per hari.

"Ekspansi awalnya Rp 50 miliar, dan akan berkembang sesuai kebutuhan," tandasnya.

"Karyawan akan bertambah. Sekarang kita punya 380an karyawan di pabrik. Nanti tambah 200 lagi," katanya.

"Kandungan lokal juga akan kita tambah. Sekarang sekitar 20-25 persen, nanti akan lebih tinggi lagi," papar Kristianto.

Perluasan tersebut menurut Kristianto sejalan dengan rencana Minerva untuk perluasan jaringan dari sekitar 60 diler resmi dan 116 outlet penjualan di seluruh Indonesia menjadi 100 diler resmi dan 300 outlet penjualan di akhir tahun 2012 mendatang.

"Untuk membangun sebuah diler butuh dana sekitar Rp 350 juta di luar tanah dan bangunan. Kita subsidi Rp 250 juta," cetusnya.


Sumber : oto.detik.com

18 April 2012

Peduli Cibuyutan


Kampung Cibuyutan tidaklah terlalu jauh dari pusat kekuasaan, baik di Jakarta sebagai Ibu Kota Negara ataupun dari Cibinong sebagai Ibu Kota Kabupaten, tapi keadaan mereka seolah-olah sangat jauh, sangat kontras dengan kehidupan di wilayah lain di Kab. Bogor.

Berikut ini hasil penelusuran saya mengenai beberapa blog dan pemberitaan yang peduli dengan Cibuyutan.

  1. Media Indonesia, 11 November 2011
  2. MetroTV, 4 April 2011
  3. http://bazdaanishaazad.blogspot.com
  4. http://tulisan-listya.blogspot.com/
  5. http://generasiayyash.multiply.com/journal/item/37
  6. http://agussetiawan-onpapers.blogspot.com
  7. http://jinjingransel.blogdetik.com
  8. http://duniakhayalan20.blogspot.com
  9. http://lovea-ea.blogspot.com/

Kp. Cibuyutan yang masih tertinggal

Baru-baru publikasi tentang Kp. Cibuyutan Desa Sukarasa Kec. Tanjungsari mulai santer, Terhitung beberapa Media Nasional  telah memberitakan mengenai Kampung tertinggal ini. Ini adalah salah satu potret wilayah di Kabupaten Bogor. Pembangunan Kabupaten Bogor yang dilakukan ternyata masih menyisakan wilayah yang belum tersentuh.

Mungkin sebagian warga Jonggol sendiri tidak semuanya mengetahui, bahwa di ujung timur Bogor ini ada satu wilayah yang sangat tertinggal. Semoga saja dengan makin banyaknya publikasi dan pemberitaan Pemerintah Kabupaten Bogor bisa secepatnya melakukan pembangunan , terutama untuk objek-objek vital seperti jalan, listrik dan sekolah.

Jangan sampai kampung ini dibiarkan jadi objek berita dan daerah tujuan bakti sosial. Semua warga  masyarakat mempunyai hak untuk haknya seperti pembangunan, pendidikan. Saya malah sempat berpikir, jika dana untuk Persikabo yang jumlahnya sampai puluhan Milyar, pemkab mempunyai anggarannya sendiri, kenapa untuk pembangunan wilayah yang di huni ratusan kepala keluarga ini seolah-olah tidak ada.

Berikut ini saya posting photo-photo yang menggambarkan kondisi di Kp. Cibuyutan.

( Photo : http://http://agussetiawan-onpapers.blogspot.com )


( Photo : http://http://agussetiawan-onpapers.blogspot.com )
 
( Photo : http://http://agussetiawan-onpapers.blogspot.com )
















Cibuyutan Tertinggal hingga Buyut Piut

( Photo : Media Indonesia )
 "CAN pernah (belum pernah). Ma enya bupati arek leumpang ka dieu (Masa iya bupati mau jalan kaki ke sini)," tutur Enih, 40, polos. Ia sama sekali tak bermaksud menyindir pejabat kabupaten maupun DPRD yang melupakan daerah tertinggal seperti Kampung Cibuyutan, Desa Sukarasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor.

Cibuyutan berada di antara lereng Gunung Sungging dan Gunung Langgar. Lokasinya paling ujung timur Kabupaten Bogor yang berbatasan dengan Cianjur. Ada 100 lebih keluarga atau sekitar 500 jiwa tinggal di kampung tersebut.

Warga tak mengenal program keluarga berencana. Setiap keluarga umumnya punya anak lebih dari tiga. Ada yang punya enam anak bahkan lebih. Umumnya anak-anak perempuan yang telah berusia 13 tahun atau selepas lulus SD akan dinikahkan.

Kampung Cibuyutan memang seperti terlupakan. Lokasinya terisolasi dan sama sekali tidak ada upaya membuat akses transportasi ke sana meski Kabupaten Bogor merupakan penerima APBD terbesar di Provinsi Jawa Barat.

Jalan menuju lokasi itu penuh dengan perusahaan besar dan pertambangan raksasa, baik dari arah Cibinong sebagai ibu kota kabupaten maupun dari ibu kota negara, Jakarta. Jarak dari Jakarta ke lokasi hanya sekitar 80 km.

Untuk mendatangi Kampung Cibuyutan, bukan saja menguras energi, harus pula siap jatuh, rela kotor, bahkan terluka. Terutama bagi yang nekat membawa kendaraan roda dua. Rasanya ingin menangis. Meski panjang jalan hanya sekitar 10 km dari Cibinong, treknya sangat sulit.

Jalan agak menanjak dan setapak, licin, kiri kanan sawah, semak belukar tebal, melewati tanaman nanas liar serta hutan pepohonan yang menjulang.

Pengendara sepeda motor harus ekstra hati-hati, terutama saat melintasi beberapa kayu dan bambu yang dihamparkan sebagai jembatan melintasi sungai dan kali-kali kecil Cisero. Jembatan itu umumnya sudah miring. Ular pun sering terlihat melintas.

Sejauh mata memandang, sejak keluar dari jalan desa dan masuk ke perkampungan, yang terlihat puluhan kandang kerbau. Setelah berjalan kurang lebih 2 km, baru ditemukan satu rumah. Bentuk dan kondisi rumah tak berbeda dengan kandang kerbau di sampingnya.

"Ini rumah Pak Engkus. Dia tinggal di sini bersama istrinya. Sekarang sedang pergi ke sawah," tutur seorang pemuda. Jarak antara rumah Engkus dan pusat kampung masih sekitar 3 km lagi. Hampir seluruh rumah berbentuk panggung, dengan bahan baku kayu dan bambu.

Ada yang memakai genting, tapi lebih dominan beratapkan anyaman daun kirai (enau) yang dalam bahasa Sunda disebut hateup.

Dari sekitar 80 bangunan rumah, hanya tiga menggunakan bahan semen atau ditembok. Itu pun bagian bawah saja dengan ketinggian kurang lebih 0,5-1 meter dari tanah.

Masyarakat setempat mengaku tidak mampu membangun dengan bahan modern seperti semen, besi, batu bata, pasir, serta batu kecil. Akses jalan untuk membawa benda itu pun tidak ada. Untuk membawa satu sak semen, ojek memasang tarif Rp13 ribu dengan lama perjalanan sekitar 2 jam.

Padahal, pendapatan warga rata-rata hanya Rp7.000 -Rp10 ribu per hari dengan membelah batu.

Gelap gulita

Sudah 66 tahun Indonesia merdeka dan jarak dari Bogor ke lokasi hanya belasan kilometer, namun sampai sekarang Kampung Cibuyutan masih gelap gulita pada malam hari. Tidak ada aliran listrik.

Sebagai penerangan, warga menggunakan lampu teplok. Biasanya setiap bangun pagi, lubang hidung penghuni berubah hitam oleh jelaga. Memang ada beberapa rumah--yang membuka warung kecil--punya genset berbahan bakar solar atau bensin.

Tapi genset tersebut hanya beroperasi pukul 19.00-23.00 WIB untuk mengirit bahan bakar. Di kampung tersebut harga bensin atau solar Rp7.000 per liter, sedangkan minyak tanah Rp12 ribu per liter.

"Di sini hanya lima orang kaya," tutur Yeti, ibu rumah tangga. Ukuran orang kaya ialah memiliki televisi walaupun modelnya masih yang lama dengan ukuran 14 inci.

Potret buram lainnya, sekolah hanya satu yakni Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahussolah, setingkat SD. Bangunan sekolah hasil swadaya masyarakat. Kondisinya sangat tidak layak. Bangunan menyerupai gubuk dari bilik bambu yang ditopang beberapa tiang kayu. Cahaya menerobos dari genting-genting lapuk yang sudah bergeser.

Di dalam ruangan berukuran 6 x 2,5 meter itu terdapat sembilan pasang meja/kursi belajar yang juga sudah usang dan rusak. Karena buatan warga, bentuk mebel tersebut berbeda dengan yang terdapat di sekolah umumnya. Akibat daun pintu terbuka terus, ternak seperti kambing, bebek, dan ayam biasa masuk ke kelas saat siswa belajar.

Menurut Mista, salah seorang pengajar, saat ini ada 72 siswa yang belajar di MI Miftahussolah. Tahun ini sekolah tidak menerima siswa baru. Dua tahun terakhir proses belajar-mengajar terus berlangsung.

Sebelumnya, sekolah sering ditutup. "Kadang satu tahun tutup, atau bertahun-tahun dihentikan," lanjutnya. Sekolah tutup karena tidak ada dana. Guru-guru pun tak betah mengingat akses menuju lokasi dari tempat lain sangat sulit dan gaji mereka juga tak jelas.

Keterbatasan guru membuat siswa belajar bergantian. Kelas 2 dan 3 belajar bersama di ruangan tanpa sekat pada pagi hari. Adapun kelas 4, 5, dan 6 mulai belajar pukul 10.00 WIB setelah kelas 2 dan 3 pulang.

Lulus MI Miftahussolah seolah-olah sudah sarjana. Mereka merasa pendidikan selesai karena sudah bisa baca tulis. Sikap demikian sudah turun-temurun karena beratnya kemiskinan.

Hanya satu dua orangtua yang terus mendorong anaknya supaya melanjutkan ke tingkat madrasah tsanawiyah (MTs/SMP). "Saya ingin Harun pintar dan maju. Makanya dengan susah payah saya biarkan anak saya itu melanjutkan ke MTs di desa lain," ujar Amin, salah satu orangtua, yang sangat berharap ada akses dan penerangan listrik ke kampungnya. (J-1)

Sumber : Media Indonesia 

17 April 2012

Jaty Arthamas targetkan 300 ha kebun jati baru


 JAKARTA. Permintaan kayu jati yang terus meningkat membuat PT Jaty Arthamas Rizky memperluas lahannya. Perusahaan itu saat ini telah menyiapkan lahan seluas 300 hektare (ha) di Jonggol, Sukabumi, dan Semarang untuk pengembangan hutan jati.
Santi Mia Sipan, Direktur Utama Jaty Arthamas, mengatakan, sejak berdiri pada 1998 silam, perusahaannya telah menjual lahan sekitar 250 ha termasuk 20.000 bibit jati per bulan. "Lima tahun mendatang, kami menargetkan menjual sekitar 1.000 ha lahan kebun jati," katanya kepada KONTAN, Minggu (8/4).
Jaty Arthamas adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan bibit jati Solomon dan sekaligus lahan perkebunan. Untuk mengembangkan hutan jatinya, perusahaan ini banyak menawarkan investasi kebun jati ke masyarakat melalui sistem bagi hasil.
Santi menambahkan, pihaknya telah mengeluarkan dana sebesar Rp 1 miliar untuk uang muka pembebasan 300 ha lahan jati barunya. Dana itu tersebut hanya 5% dari total kebutuhan pembebasan lahan. Sedangkan sisa lahan akan dibayar bertahap.
Dari 300 ha kebun jati baru, Santi menargetkan bakal terjual kepada investor sebanyak 50 ha tahun ini. Jumlah itu sama dengan realisasi penjualan tahun lalu. Dengan investasi sebesar Rp 608 juta per ha lahan kebun jati, Jaty Arthamas juga menanggung pengadaan bibit, pupuk, hingga instalasi pengairan.
Santi yakin mampu meraup banyak investor kebun jati karena dari waktu ke waktu potensi perkebunan jati semakin cerah. Dia menceritakan, dari total kebutuhan kayu jati nasional yang sebesar 2,5 juta meter kubik (m3) per tahun, saat ini hanya terpenuhi sekitar 700.000 m3.
Dengan tingginya kebutuhan, Santi menambahkan, tentu harga kayu jati terus naik. Dia memprediksi, jika harga kayu jati sekarang Rp 2 juta per m3, dalam 10 tahun mendatang harganya bakal melonjak hingga Rp 5 juta per m3. "Bisnis kebun jati merupakan jangka panjang, karena itu kami optimistis akan mampu terus tumbuh," imbuhnya.
Soal pasar, Santi tidak terlalu khawatir, sebab semua hasil kayu yang dihasilkan perusahaannya berasal dari bibit bersertifikat. "Dalam rencana bisnis yang kami buat, dalam waktu dekat kami juga akan membuat membuat supermarket kayu jati di Jonggol, Bogor," katanya.

Sumber : Kontan Online

Trantib Kewalahan Atasi Peternakan



Senin, 16 April 2012 , 10:09:00

CARIU-Seksi Trantib Kecamatan Cariu kewalahan mengatasi peternakan sapi di Desa Karyamekar yang dikeluhkan sejumlah warga karena diduga tak mempunyai izin, dan berada di sekitar pemukiman warga.

Kasi Trantib, Syarif Hidayat mengaku, sudah beberapa kali menerima keluhan tersebut dari warga. Menurut dia, pemilik belum mengajukan perizinan dari instansi terkait bahkan izin lingkungan pun baru diurus setelah adanya banyak keluhan.

”Peternakan kini menampung sekitar 20 ekor sapi,” ucapnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Lebih lanjut ia mengatakan, sudah berupaya melakukan langkah preventif. ”Sejak kita mendapatkan informasi kalau keberadaannya belum dilengkapi izin, kita sudah langsung mendatangi lokasi namun di lapangan tak pernah bertemu pemiliknya karena yang ada hanya pekerja,” keluhnya.

Ia menegaskan, telah memanggil pemilik peternakan untuk mempertanyakan kelengkapan perizinan serta upaya perusahaan dalam meminimalisir keluhanwarga, namun pemilik tak pernah datang.

”Kita kewalahan dengan sikap pemilik peternakan karena ditemui tidak pernah ada, dipanggil juga tak datang,” jelasnya.

Ia berjanji, akan mengambil tindakan tegas jika pemilik tetap tidak melengkapi perizinan usaha.

”Kita tunggu dulu perkembangannya, jika tetap tidak melengkapi, ada langkah yang kita tempuh sesuai dengan prosedur,” pungkasnya. (sdk)

Sumber : Radar Bogor

16 April 2012

Curug Country



Sanapi Pimpin Pemuda Pancasila


Bogor, Pelita
( Photo by: Jonggolonline.com )
Muscab Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Bogor yang berlangsung di Gedung Pemuda, Jumat (3/2), mengejutkan sejumlah pengurus anak cabang (PAC) PP.

Pasalnya, dalam rapat yang dihadiri seluruh PAC se-Kabupaten Bogor itu, Ketua MPC PP, Jhoni Tambunan secara resmi menyatakan mengundurkan diri.

Jhoni yang sudah menduduki kursi pimpinan MPC PP Kabupaten Bogor dua periode itu membacakan keputusannya itu di hadapan pengurus PP dan perwakilan MPW PP Jawa Barat, Yonathan Nugraha.

Selanjutnya, dalam rapat pleno itu juga mengukuhkan Sanapai sebagai Ketua MPC PP Kabupaten Bogor menggantikan Jhoni untuk periode 2012-2016. Di hadapan peserta rapat, Jhoni menyebutkan alasan pengunduran dirinya lantaran adanya pengkhianatan AD/ART organisasi di tingkat pusat. Kendati demikian, Jhoni legawa menyerahkan posisinya kepada Sanapi.

Sementara itu, Sanapi usai pengukuhan menyatakan siap menjalankan dan melanjutkan roda organisasi PP sesuai program kerja sebelumnya. Ia juga berharap, kejadian yang menimpa Jhoni tak terulang di Kabupaten Bogor untuk ke depannya.

“Ini harus yang terakhir dan tak ada lagi ketua MPC di Indonesia yang mengalami hal serupa seperti di Kabupaten Bogor,” ujarnya.

Ia pun menegaskan, tidak ada masalah maupun perselisihan dengan Jhoni Tambunan yang dianggapnya sebagai senior di PP Kabupaten Bogor. “Saya dan Bang Jhoni tidak ada konflik. Dan hubungan kita tetap baik,” tegasnya.

Terkait tugas ke depan sebagai ketua MPC PP yang baru, anggota DPRD Kabupaten Bogor itu akan melakukan penyegaran di internal PP. Mengingat, sejumlah PAC-PAC yang hadir saat itu menginginkan adanya reshuffle kepengurusan di MPC PP.

“Tapi reshuffle ini bukan mengurangi pengurusan, melainkan menambah kepengurusan untuk menjadi wakil di tiap dapil,” ucapnya.

Selain itu, usai pelantikan nanti, ia akan melakukan konsolidasi ke PAC se Kabupaten Bogor. Sebab, sambung dia, maju mundurnya suatu organisasi bukan dari kinerja ketua MPC, melainkan dari seluruh pengurus dan kader.
“Karena yang namanya organisasi harus ada kebersamaan. Harus bersatu dan tidak ada pengotak-kotakan,” ujarnya. (ugi)


Sumber : Pelita Online

Penanganan Sampah Flyover Disorot


Cileungsi - Forum Lintas Ormas dan OKP se-Kecamatan Cileungsi terus menyoroti penanganan sampah di sekitar flyover Cileungsi yang sampai saat ini belum dapat diselesaikan oleh pihak Yayasan Rawa Belut. Permasalahan tersebut merupakan salah satu permasalahan di Kecamatan Cileungsi yang menjadi agenda utama untuk diselesaikan. Pasalnya, keberadaan sampah yang menumpuk itu  menimbulkan bau dan berdampak pada kemacetan lalu lintas.
“Penanganan sampah di flyover merupakan salahsatu agenda Camat Cileungsi agar segera dituntaskan. Forum Lintas Ormas dan OKP juga memberikan sorotan terhadap masalah tersebut karena banyaknya keluhan dari masyarakat. Untuk itu kami meminta agar pihak Yayasan Rawa Belut dapat segera melakukan perbaikan dalam penanganan sampah pasar itu,” ungkap Ketua Forum Lintas Ormas dan OKP se Kecamatan Cileungsi, Junaedi Samsudin kepada wartawan, kemarin.
Menurutnya, Forum Lintas Ormas dan OKP tidak memiliki kepentingan terhadap penanganan sampah di sekitar flyover maupun menyangkut keberadaan pedagang di tempat penampungan sementara. Namun, karena hal tersebut menjadi salahsatu permasalahan di Kecamatan Cileungsi maka mau tidak mau Forum Lintas Ormas memberikan perhatian terhadap hal itu.
“Kami tidak ada kepentingan apa pun. Kami cuma mendesak agar penanganan sampah bisa lebih professional sehingga tidak ada sampah yang menumpuk dan mengganggu kebersihan dan ketertiban di sekitar flyover,” terangnya.
Terkait solusi dalam penanganan sampah yang berlarut-larut tersebut, Junaedi mengatakan, hal itu sepenuhnya menjadi tanggungjawab dari Yayasan Rawa Belut. “Saya yakin pengurus Yayasan lebih mengetahui solusi yang paling tepat. Kami hanya mendesak agar pihak yayasan lebih komitmen dalam penanganan sampah karena hal itu berdampak pada kebersihan dan ketertiban di sekitar flyover Cileungsi,” pungkasnya.

Sumber : Jurnal Bogor

Camat Beben Raih PNPM Award


Cileungsi - Camat Cileungsi, Beben Suhendar berhasil meraih PNPM Award untuk kategori Dedikasi Camat Terbaik dalam menunjang dan berkoordinasi menyukseskan program PNPM. Penilaian tersebut dilakukan oleh Fasilitator PNPM dan BPMPD Kabupaten Bogor pada saat Beben masih menjabat sebagai Camat Tanjungsari.
Menurut pegiat PNPM Kecamatan Klapanunggal Nazaruddin Latief, Beben Suhendar memang layak menjadi camat terbaik dalam pelaksanaan program PNPM. Selama ini, dia kerap terjun langsung melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap titik-titik daerah yang perlu dibangun.
“Meskipun saya warga Klapanunggal, namun dari kiprahnya sebagai camat baik di Tanjungsari maupun di Cileungsi, Camat Beben Suhendar memang layak mendapat penghargaan itu. Dedikasinya untuk membangun masyarakat sangat nyata dirasakan warga,” tuturnya kepada Jurnal Bogor, Kamis (12/4).
Nazar menjelaskan, tak hanya sering terjun langsung dan mengikuti musyawarah PNPM serta pengawasan pembangunan fisik melalui PNPM. Namun, Beben juga telah memberi inspirasi bagi camat lainnya untuk mampu memberikan kinerja terbaik bagi masyarakat Kabupaten Bogor secara luas.
“Penghargaan ini saya harap tidak menyurutkan Camat Beben dalam memberikan yang terbaik bagi warga Kabupaten Bogor. Justru semakin meningkatkan kinerjanya sehingga dapat menginspirasi camat lainnya untuk bertugas dengan jujur, terbuka, cerdas dan mengayomi masyarakatnya,” tandasnya.
Beben Suhendar sendiri mengaku sangat terkejut dengan penghargaan tersebut. Baginya, itu merupakan bentuk apresiasi terhadap kinerja dan kerjasama yang telah dibangun bersama seluruh elemen masyarakat.
“Meski saya tidak pernah berharap mendapat penghargaan, tapi hal ini tentunya sesuatu yang berharga bagi saya untuk meningkatkan kinerja saya sebagai Camat,” tandasnya.

Sumber : Jurnal Bogor

Warga Blokir Jalan Harvest City

Cileungsi - Puluhan warga Kampung Nyangegeng RT 09/04 Desa Cipenjo Kecamatan Cileungsi berunjukrasa memblokir akses jalan Perumahan Harvest City dengan kayu dan ranting pohon, Kamis (12/4).
Pemblokiran tersebut merupakan upaya terakhir warga karena tidak adanya respon dari Harvest City terkait tuntutan warga agar pengembang membangun jalan penghubung antara pemukiman warga dan perumahan.
“Aksi ini sudah berulang kali dilakukan setelah pertemuan dan mengirim surat dari Desa Cipenjo kepada manajemen Harvest City tapi tidak ada tanggapan. Warga sudah merasa kesal karena pihak manajemen harvest hanya memberikan janji mengecor jalan,” kata salahsatu warga, Asda kepada wartawan, kemarin.
Tuntutan agar pengembang segera melakukan pengecoran jalan sepanjang 300 meter karena jalan tersebut berada di tengah-tengah lahan milik Harvest City.
“Jalan ini merupakan jalan penghubung dua desa yaitu Mekarsari dan Cipenjo. Namun jalan tersebut berada di tengah lahan milik Harvest. Warga hanya menginginkan agar jalan tersebut dibangun agar mudah dilintasi,” katanya menegaskan.
Sementara itu Kepala Desa Cipenjo, Juhanta mengatakan, permasalahan pembangunan jalan tersebut memang sudah lama bergulir dan belum ada penyelesaian di antara dua pihak. Awalnya, lanjut Juhanta, masalah muncul karena tidak tuntasnya proyek pembangunan ruas Jalan Cipenjo-Mekarsari yang dikerjakan oleh UPT Bina Marga Cileungsi pada 2010 lalu. Sehingga memunculkan polemik siapa pihak yang harus bertanggungjawab atas pembangunan jalan tersebut.
“Warga hanya ingin jalan itu dibangun karena dekat dengan Harvest City maka warga mendesak pihak Harvest untuk membangun jalan meskipun itu jalan kabupaten,” terangnya.
Menanggapi tuntutan warga tersebut, perwakilan Harvest City, Anton menjelaskan, pihaknya akan menyampaikan aspirasi tersebut ke pihak manajemen. “Dari kesepakatan dengan pihak desa dan warga, kami siap membangun jalan tersebut minggu depan,” tandasnya.

Sumber : Jurnal Bogor

14 April 2012

Orang terkenal di Jonggol


Berikut ini adalah daftar orang – orang terkenal di Jonggol dengan profesi yang berbeda – beda, ada yang sampai saat ini masih sehat wal afiat maupun sudah mendahului kita, dan orang – orang terkenal itu adalah :

1. Mpek Lik Yan

Ngga tau bener atau ngga nih nulisnya, tapi klo anda mengalami masa kecil di Jonggol, anda pasti pernah bertatapan langsung dengan sosok yang satu ini. Profesinya adalah *jreng – jreng* tabib atau Mpek dalam bahasa tionghoa ( ga ada hubungannya sama makanan asal palembang lho ). Iya, tidak lain dan tidak bukan, dialah musuh dari segala penyakit. Jika anak anda terkena penyakit, susah makan, ingin gemuk, ingin kurus, jangan ragu – ragu mpek yang satu ini dapat menghilangkan rasa gelisah para orang tua. Sebagai tanda telah ditangani olehnya ( istilahnya jaman dulu adalah di cekok ) para balita akan dipasangi kalung warna hitam yang mirip dipakai oleh pendekar – pendekar seperti Jaka Sembung. Wuih klo Jaka Sembung aja jadi sakti madraguna memakai kalung itu, apalagi anak balita yang cuma cacingan hihi....cacingnya pasti kabuuuurrr...

2. Ko Encang
Inilah tokoh kedua kita, profesinya adalah sebagai pedagang segala macam barang, dari mulai bola sepak, baju, robot-robotan, mobil tamiya, makanan sampai menerima pasang senar raket ( wuih lengkap banget kan tuh ). Nama toko yang di kelolanya ini bahkan nyaris tak ada orang yang mengingatnya ( atau cuma gw aja kali yang ga pernah perhatiin tulisan di atas tokonya ), tapi klo udah disebut nama Ko Encang semua orang pasti tahu, pokoknya pada masa itu, klo butuh apa – apa pasti Ko Encang siap menghadirkannya ke hadapan anda. Mau beli permen pop rock...Ko Encang...mau beli tamiya...Ko Encang...aduh, senar raket gw putus nih, tenang....kan ada Ko Encang...!!!

3. Ko Gigih
Tokoh yang sangat berpengaruh bagi perkembangan musik di daerah Jonggol.
Emangnya dia vokalis band ? bukan !
gitaris ? bukan !
bassis ? bukan !
hmmm...drummer kali ya ? bukan juga !
oh, gw tau, pasti dia produser, iya kan ? wah, apalagi itu, bukan...bukan !
*mikir* hmm guru vokal ? pemain rebab ? tukang suling ? punya group organ tunggal ? anggota boyband ? nyerah ya....pokonya semuanya bukan !
ini bukan, itu bukan, kayanya udah gw sebutin semua deh, klo semua yang tadi disebutin bukan, nyerah deh, sebenernya Ko Gigih itu profesinya apaan sih ?
beneran mau tau ?
*jreng –jreng musik kaya mau pengumuman pemenang undian berhadiah 1 buah payung cantik*
Ko Gigih itu jualan kaset !!! ( gubrak *mirip film mandarin yang dibintangin stephen chow badan jatoh kaki di angkat ke atas sambil kelojotan* ).
Yupp, coba bayangin kalo ga ada Ko Gigih, dari mana kita bisa dapetin kaset Ikang Fawzi, Ahmad Albar, ato Gito Rollies.....masa harus pergi ke Jakarta demi beli kaset yang harganya palingan cuman Rp 3.500 doang, kemahalan di ongkos dong.

4. Mantri Kosim / ciing
Ajaib....semua penyakit yang di derita sama warga Jonggol bisa disembuhin. Makanya tiap ada yang punya keluhan dengan kesehatan bukan dokter yang di tuju, bukan rumah sakit yang di buru, tapi rumah mantri kosim / ciing yang jadi tumpuan harapan akan kesembuhan. Namanya memang cuma mantri, tapi masalah kehandalan dalam mengusir penyakit sudah tak diragukan lagi hingga ke manca negara ( klo ini sih jelas berlebihan ). Menangani penyakit mulai dari batuk, pilek, bengek, hipertensi, sampe nyunatin bocah dengan tangkas bisa dikerjakannya. Mantaff ngga tuh ?!

5. Bidan Emma
Kayanya semua orang Jonggol dari tahun 80an sampe kurun waktu 20 tahun setelahnya lahir berkat bantuan tangan dingin dari bidan emma deh. Konon bidan emma adalah bidan pertama di dunia ( hihi....berlebihan lagi nih ). Sosoknya yang hangat dan keibuan membuat ibu – ibu hamil pasrah untuk menggantungkan nyawa mereka ketika menjalani proses persalinan di tangan bidan yang satu ini. Walaupun saat ini banyak bidan bertebaran di mana – mana, bidan emma tetaplah yang utama. Sampai sekarang dia tetap menjadi bidan rujuk bagi seluruh bidan di dunia *wak..wawwww...*.

6. Bah Kek Lam
Bayangkan rumah yang sudah di bangun dengan jerih payah tapi masih belum ada isinya, ya maksudnya belum ada kursi, lemari, kasur, de-el-el. Pasti pusing kan ? bagi warga Jonggol hal ini bukan menjadi suatu masalah besar. Jika anda memiliki urusan dengan furniture hanya satu nama yang patut di percaya, dialah Bah Kek Lam. Pelopor di bidang furniture ini dipercaya untuk melengkapi rumah warga di sekitaran Jonggol. Harga yang ditawarkan pun cukup bersaing ( jaman dulu bersaing sama siapa ya ? kan cuma dia satu-satunya yang jualan furniture ), ya bahasa gampangnya sih, murah meriah lah. Koleksinya mulai dari lemari disko *itu loh lemari yang di atasnya ada lampu buat nerangin pas kita ngaca – mirip sama lampu disko*, sofa, kursi plastik, kasur sampe kursi taman. Tinggal pilih sesuai selera, bawa uang, nego – nego dikit, bayar, dijamin bah kek lam akan membuat rumah anda penuh sesak. Hihi......

7. Ko Pipih
Yamaha boleh saja mengklaim sebagai raja baru motor 4 tak. Tapi hal itu tak berlaku di Jonggol. Yang namanya raja motor bukan yamaha, bukan honda, apalagi kawasaki....Loh emang ada raja yang lain ya ? betul, ada raja dari segala raja.....dialah Ko Pipih *jreng – jreng kaya bumpernya walt disney* Gimana ngga jadi raja, lah rajanya motor 4 tak aja dia jual – jualin * hihi..garing*. Betul sekali, jika warga Jonggol yang baru dapet pinjaman dari rentenir, baru cair pinjaman dari BRI, baru dapet warisan, baru jual tanah mertua terus ngebet banget pengen nyemplak motor model terbaru, pasti yang di tuju adalah rumah Ko Pipih yang berkibar dengan bendera Prihatin Motor *ck..ck..ck..prihatin aja begitu, gimana klo makmur ya hihi..*. kesaktiannya bergaung sampai ke seluruh pelosok nusantara, bahkan sampai hari ini. Konon saking banyaknya motor yang dia jual, sampe dia harus menyewa peti kemas di pelabuhan untuk menampung motornya yang jumlahnya ribuan itu.....gile benerrrrr....!!!

Tempat Kuliner di Jonggol

Pembahasan kali ini mengenai tempat makanan favorit di seputaran area jonggol, biar lebih gampang kita urutin dari jalur barat aja ya, startnya mulai dari jembatan cikarang, hah ? pada ga tau ? itu loh jembatan setelah citra indah, yang ada tugu selamat datang di jonggol, yang dijadiin profile picture fb jonggol island, nah udah ’ngeh’ kan sekarang, tanpa banyak cing cong let’s get started :

1. Baso Senggol
Lokasi : Perempatan Cibucil, di sebelah Alfamart
Menu andalan : Baso, mie ayam, es campur, ayam bakar + nasi
Makanan pengiring : Kerupuk, pangsit, kacang
Minuman : Es teh manis, es jeruk, teh botol, aneka soft drink

2. Warung Sop Cibucil
Lokasi : Perempatan Cibucil arah ke Cibarusah sebelum turunan posisinya di sebelah kiri jalan
Menu andalan : Sop daging ( tanpa tulang ), paru goreng, gepuk, tahu tempe goreng, ayam goreng, perkedel jagung, dll
Makanan pengiring : kerupuk, emping
Minuman : es teh manis

3. RM Pandan Wangi
Lokasi : Cibucil arah ke Jonggol sebelah kiri, ada papan nama warnanya ijo
Menu andalan : tauge goreng, mie goreng, kwetiau, nasi timbel
Makanan pengiring : Kerupuk
Minuman : es teh manis, es jeruk, aneka jus

4. Baso Mas Suyat
Lokasi : Menan, di depan jalan masuk ke kantor Desa Sukamaju
Menu andalan : Baso, mie ayam, es campur
Makanan pengiring : Kerupuk
Minuman : Es jeruk, es teh manis, teh botol

5. Baso Mas Okeh
Lokasi : Perempatan Kaum sebelum arah ke Rawa Ma’mur lokasinya di sebelah kiri, ada papan nama kecil warnanya biru
Menu andalan : Baso, mie ayam
Makanan pengiring : kerupuk
Minuman : es jeruk, es teh manis, teh botol, kadang-kadang ada soft drink

6. Saung Idola
Lokasi : Sebelum jalan ke babakan menan, sejajaran sama kantor pos posisinya ada di sebelah kanan
Menu andalan : nasi timbel komplit, ayam bakar
Makanan pengiring : kerupuk
Minuman : es teh manis, es jeruk, aneka jus

7. Martabak bangka depan Victory / Robbi Medika
Lokasi : Setelah jalan ke babakan menan, depannya Victory electronic ato seberang Klinik Robi Medika
Menu andalan : Martabak Bangka aneka rasa
Makanan pengiring : ga ada, kan jualan martabak, masa ada kerupuknya hihi...
Minuman : ga ada juga, biasanya kan dibawa pulang, jarang yang beli martabak trus dimakan di situ.

8. Sop Tahu
Lokasi : Depan rumahnya dini hihi....masuk ke arah babakan menan lokasinya ada di sebelah kiri
Menu andalan : sop tahu, sop ayam, mie goreng, asinan
Makanan pengiring : kerupuk, kacang
Minuman : es sirop ABC rasa jeruk, es sirop ABC rasa anggur, pop ice aneka rasa

9. Sate ayam madura
Lokasi : Sebelum rumah sakit jonggol seberangnya tukang pangkas rambut, posisinya sebelah kiri
Menu andalan : sate ayam, sate kambing, sop
Makanan pengiring : acar ?!
Minuman : es teh botol

10. Mie sropot mas samir
Lokasi : Seberang Indomaret deket tukang buah posisinya ada di sebelah kiri
Menu andalan : Mie sropot buatan sendiri yang sempet di liput Trans TV, nasi goreng
Makanan pengiring : kerupuk
Minuman : teh tawar panas

11. Mie ayam depan rumah sakit jonggol
Lokasi : Depan rumah sakit Jonggol
Menu andalan : Mie ayam
Makanan pengiring : pangsit
Minuman : teh tawar anget


12. Kue onde dan molen mini depan indomaret
Lokasi : Persis di parkirannya Indomaret
Menu andalan : Kue onde dan molen super imut
Makanan pengiring : ga ada, kan Cuma jualan itu aja
Minuman : apalagi ini, klo mau minum beli aja noh di Indomaret hihi


13. Es buah depan SK Motor ato deket Chiko Cellular
Lokasi : Ada 2 tempat, di depan SK Motor yang di sebelah kanan, satu lagi di deket Chiko Celluler sebelah kiri
Menu andalan : ya es buah lah
Makanan pengiring : ga ada, kan jualannya es, masa di iringi pangsit, jadi aneh dong ?
Minuman : klo udah beli es ga usah minum lagi deh kayanya


14. Baso Asem
Lokasi : Sebelahnya Ceria Mart deket alun-alun Jonggol
Menu andalan : Baso
Makanan pengiring : kerupuk
Minuman : es teh manis, es jeruk


15. Warung Ceu Odah
Lokasi : Pas di perempatan alun – alun posisinya sebelah kiri
Menu andalan : nasi uduk, ayam kampung goreng kecap, sayur tahu, sayur tempe, buntil, semur jengkol, ayam goreng, gepuk, dll
Makanan pengiring : kerupuk
Minuman : teh tawar anget



16. Warung Nasi Ceu Lilim
Lokasi : Di alun – alun deket BPR Berfasi mandiri posisinya di kiri deket loper koran
Menu andalan : gepuk, nasi rames, dll
Makanan pengiring : kerupuk
Minuman : es teh manis

17. Cilok Ci Wawah
Lokasi : Dari alun – alun ambil arah ke Dayeuh, posisinya ada di sebelah kanan
Menu andalan : cilok, risol, cakue, gorengan, perkedel jagung
Makanan pengiring : ya yang jadi menu andalan itu, ini kan jualannya bukan makanan berat
Minuman : es sirop anggur, es sirop jeruk, aneka soft drink

18. Gado – gado Jeprah
Lokasi : Deket rumahnya izot, seberang lapangan bola Jeprah
Menu andalan : Gado - gado
Makanan pengiring : keripik, tahu goreng
Minuman : es teh botol, es sirop

19. Nasi goreng Ijul
Lokasi : Di tengah alun – alun deket tukang buah menghadap ke arah selatan
Menu andalan : nasi goreng, mie goreng
Makanan pengiring : kerupuk
Minuman : teh tawar anget

20. Pecel Ayam Alun – alun
Lokasi : Di tengah alun – alun menghadap ke timur
Menu andalan : pecel ayam, pecel lele, bebek goreng, ikan bakar
Makanan pengiring : kerupuk udang, kerupuk kecil - kecil
Minuman : es teh manis, es jeruk


21. Bubur Kacang Madura
Lokasi : Di tengah alun – alun seberang kantor Polsek Jonggol
Menu andalan : Bubur kacang, bubur ayam
Makanan pengiring : sate usus, sate ati ampela, kerupuk, roti tawar
Minuman : teh tawar anget


22. Sate Mang Ade
Lokasi : Deket nasi goreng Ijul
Menu andalan : Sate ati, sate ayam, sate kambing bumbu kecap
Makanan pengiring : kerupuk, acar ?!
Minuman : es teh manis

23. Baso Mas Siman
Lokasi : Sebelum pasar Jonggol posisinya sebelah kiri
Menu andalan : baso
Makanan pengiring : kerupuk
Minuman : es teh manis, es jeruk

24. Mie Ayam Mas Feri
Lokasi : Seberangnya baso mas siman
Menu andalan : mie ayam
Makanan pengiring : pangsit, kerupuk
Minuman : es teh manis, es jeruk

25. Baso Mas Joko
Lokasi : Di dalem pasar Jonggol, kios paling depan deket parkiran
Menu andalan : baso, es campur
Makanan pengiring : kerupuk
Minuman : es teh manis, es jeruk, aneka soft drink

26. Kupat Tahu pasar Jonggol
Lokasi : Di dalem pasar Jonggol, arah mau keluar pasar posisinya sebelah kiri
Menu andalan : kupat tahu, bubur ayam
Makanan pengiring : kerupuk
Minuman : teh tawar anget

27. Indomie Rebus Heroy
Lokasi : Perempatan kaum sebelah kanan, depan SK Motor sebelah kanan, Perempatan kaum sebelah kiri, Depan Fish Studio Pojok Salak sebelah kiri
Menu andalan : indomie rebus telor, indomie goreng telor
Makanan pengiring : gorengan, kerupuk
Minuman : STMJ, aneka jamu, es teh manis, es jeruk


28. RM Jatinunggal
Lokasi : Dari pasar Jonggol ambil arah ke cariu, pas di perempatan Kujang ada papan namanya segede gaban, ga mungkin kelewat, posisinya di sebelah kanan
Menu andalan : gurame asam manis, dll
Makanan pengiring : kerupuk
Minuman : es teh manis, es jeruk, aneka minuman lainnya

29. Goreng belut Ciledug
Lokasi : Setelah jembatan Cipamingkis sebelah kiri
Menu andalan : Nasi + goreng belut, ayam goreng, dll
Makanan pengiring : kerupuk putih
Minuman : es teh manis

30. Ayam Panggang Ceu Kokom / H. Jaya Kp. Sawah Bondol
Lokasi : Perempatan Mengker ambil jalur ke bekas perkebunan Menteng posisinya ada di sebelah kiri
Menu andalan : ayam panggang full ( 1 ekor maksudnya ), pindang belut, pindang gabus, dll
Makanan pengiring : kerupuk putih, lalap, sambel
Minuman : es teh manis, teh botol

13 April 2012

Mata Air Sodong

KOLAM Pemandian Sodong tidak pernah sepi pengunjung. Meski berada di lokasi yang dilalui jalan umum, namun antusias warga tak pernah surut untuk menikmati mata air segar dan dipercaya bisa menyehatkan itu.

Sebut saja Indri (13), salah satu pelajar asal Desa Bojong yang tiga kali seminggu selalu berkunjung ke tempat itu. Letaknya yang tidak jauh dari rumah membuat dia tidak perlu repot. “Pemandangannya juga indah dan untuk masuk tidak dikenakan biaya sama sekali,” ujarnya.

Memang jika dilihat sekilas, penataan Pemandian Sodong terkesan seadanya. Tidak ada loket untuk tiket menjadi salah satu kekurangan yang dimiliki objek wisata tersebut. Selain itu, dari arah jalan alternatif Klapanunggal-Jonggol tidak ditemukan papan informasi menuju kawasan pemandian. Sehingga bagi warga luar daerah harus bertanya kepada warga jika tidak ingin tersasar.

Sebenarnya, jika dikelola dengan baik, Kolam Pemandian Sodong dapat mendatangkan keuntungan bagi masyarakat Desa Ligarjati yang mayoritas berprofesi sebagai petani. “Ya, mau gimana lagi Kang. Dari Pak Bupati saja tidak ada perhatian sama sekali. Padahal, tempat ini sudah terkenal sampai ke Bekasi,” beber Doni (38), salah satu warga.

Kades Ligarmukti Syakri memaparkan, sampai saat ini tidak ada retribusi resmi yang dikutip pihak desa maupun pihak lain, selain hanya kutipan parkir kendaraan bermotor. Padahal jika fasilitas wisata dibangun lengkap, ia yakin akan semakin banyak pengunjung.

“Tidak ada promosi dan tidak ada fasilitas juga banyak pengunjung, apalagi ada investor yang mau membangun areal wisata sekaligus penginapan di tempat ini, saya yakin akan maju pesat,” kata Syakri optimis.(*)


Sumber : Radar Bogor